Kisah Haru Guru yang Menyabung Nyawa di Jembatan Gantung demi Mengajar

Lantaran tidak ada akses jembatan, ketika banjir, masyarakat di sana pun kemudian membuat titian alakadarnya supaya bisa melewati sungai itu. Fasilitas di sekolah itu, kata Askiman, masih kekurangan buku pelajaran, WC sekolah dan pagar.

"Ada juga teman guru Lusia lainnnya dan anak yang harus jalan kaki ke sekolah dengan jarak sekitar 3 kilometer dengan kondisi jalan dan jembatan yang parah," ujar Askiman yang dilantik sebagai wakil bupati Sintang periode 2006-2021 pada 17 Februari 2016 yang lalu.

Lokasi daerah tersebut cukup jauh dari ibu kota kabupaten dan masih terisolasi.
Askiman menegaskan, pihak pemerintah daerah akan berupaya mangatasinya secara perlahan namun pasti, karena selama ini dianggap terabaikan.

Sumber : http://regional.kompas.com

Demikian berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di WWW.KEMENDIKBUDGO.COM,  Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Kisah Haru Guru yang Menyabung Nyawa di Jembatan Gantung demi Mengajar"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel